Kampung Cicakal Juga Baduy




Urang Kanekes, Orang Kanekes
 atau Orang Baduy/Baduy adalah suatu kelompok masyarakat adat sub-etnis Sunda di wilayah Kabupaten LebakBanten. Populasi mereka sekitar 5.000 hingga 8.000 orang, dan mereka merupakan salah satu suku yang menerapkan isolasi dari dunia luar. Selain itu mereka juga memiliki keyakinan tabu untuk difoto, khususnya penduduk wilayah baduy dalam. Berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2010 oleh Badan Pusat Statistik IndonesiaSuku Baduy bersama Suku Banten dikelompokan ke dalam Suku asal Banten dengan total jumlah 4.657.784 jiwa.

Wilayah Kanekes secara geografis terletak pada koordinat 6°27’27” – 6°30’0” LS dan 108°3’9” – 106°4’55” BT (Permana, 2001). Mereka bermukim tepat di kaki pegunungan Kendeng di desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Rangkasbitung, Banten, berjarak sekitar 40 km dari kota Rangkasbitung. Wilayah yang merupakan bagian dari Pegunungan Kendeng dengan ketinggian 300 – 600 m di atas permukaan laut (DPL) tersebut mempunyai topografi berbukit dan bergelombang dengan kemiringan tanah rata-rata mencapai 45%, yang merupakan tanah vulkanik (di bagian utara), tanah endapan (di bagian tengah), dan tanah campuran (di bagian selatan). suhu rata-rata 20 °C. (https://id.wikipedia.org/wiki/Urang_Kanekes).


Kampung Cicakal Girang RT/RW 01/08 merupakan salah satu kampung yang masuk dalam Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar. Kampung Cicakal juga masuk dalam kawasan Adat Baduy. Namun, masyarakat kampung Cicakal memiliki perbedaan yang cukup mencolok dari kampung-kamung adat Baduy lainnya.

Perbedaan yang mencolok ini dimulai dari beberapa hal yaitu; pertama masyarakat kampung Cicakal sebagian besar beragama islam. Hal ini dapat dilihat dengan jelas bahwa sudah berdiri sebuah masjid dan sebuah mushola yang digunakan oleh masyarakat untuk beribadah. Kaum perempuan yang ada di wilayah ini pun sangat banyak yang menggunakan hijab

Kedua, pakaian yang digunakan di kampung ini merupakan pakaian yang sudah lazim digunakan oleh masyarakat luar pada umumnya, seperti kemeja, kaos, celana panjang, sepatu, sendal dan lain sebgainya. Termasuk peralatan elektronik merupakan hal yang lumrah dimiliki oleh masyarakat di kampung ini. 

Ketiga, bangunan rumah, masyarakat di kampung Cicakal yang masuk dalam tanah ulayat Baduy tidak lagi seragam seperti kawasan Baduy pada umumnya. Bila rumah masyarakat Baduy pada umumnya terbuat dari bambu, kayu, atap yang terbuat dari ijuk dan lain-lain, di kampung Cicakal ini masyarakatnya memiliki bangunan rumah dengan bahan bangunan yang sudah modern yaitu menggunakan semen, batu bata, dan pasir untuk tembok, menggunakan genting dan seng untuk atap, serta adanya aliran listrik di kampung ini.

Modernitas yang masuk meski masih terbatas ini sudah sangat cukup membedakan antara kampung-kampung Baduy lainnya.

No comments:

Post a Comment

Pages